ANAK KU TIDAK MAU DISENTUH
Jaman sekarang ini, banyak sekali ditemukan kasus-kasus anak dengan kebutuhan khusus dan SI (Sensory Integration). Kasus-kasus tersebut dapat terjadi kepada semua anak tanpa memilih latar belakang. Banyak sekali peneliti yang berusaha mencari tahu penyebabnya dan beberapa kesimpulan disebabkan mencari tahu penyebab era digital secara masif yang memudahkan akses anak terhadap penggunaan gadget, ditambah lagi kesibukan orang tua.
Anak kemudian minim aktivitas yang bersifat komunikasi 2 arah, sosialisasi, motorik stimulasi sehingga sensor-sensornya (Panca Indra) tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Jika sensor tersebut terhambat perkembangannya ini akan menyebabkan pondasi dasar anak menjadi lemah. Inilah yang akan berimbas kepada kemampuan sensor motornya di umur 2-4 tahun.
Sensor motor yang bermasalah akan menyebabkan pondasi yang bahkan lebih rapuh lagi. Ini akan berimbas kepada pondasi tingkat selanjutnya, yaitu kemampuan perceptual motor atau persepsi gerak anak. Contoh-contoh anak yang terhambat perceptual motor-nya, yaitu anak sulit untuk memasukkan kunci ke lubangnya, sulit untuk menggunting dengan mengikuti garis, gerakan mata lemah, ketika berdiri tidak tegak, fokus kurang balk, sulit untuk mengerti perintah/instruksi, sulit untuk bercakap-cakap dan bersosialisasi karena pemahaman kalimat masih kurang pemahaman atas apa yang dilihat kurang baik, dsb.
Ketika 7 Panca Indra anak bermasalah dan berakibat pada lemahnya sensor motor anak dan mengakibatkan kemampuan pemahaman motor anak terhambat, maka yang terjadi selanjutnya adalah sebuah bencana bagi sang anak maupun orang tua dimana anak akan memiliki perilaku kemampuan akademis dan logika yang kurang balk dan berimbas kepada kegiatan sehari-sehari anak tersebut ini pada akhirnya dapat terlihat ketika anak mulai sekolah di tingkat SD.
Oleh sebab itu, Orang Tua harus memastikan bahwa anak-anak dimaksimalkan masa keseluruhan 7 Panca Indera, otak, dan prilaku sosial mereka. Sekolah sejak dini menjadi alternatif bagi orang tua yang bekerja maupun Ibu rumah tangga yang tidak mempunyai banyak waktu.
Nah adakah dari bunda semua yang anaknya tidak suka disentuh coba cek perkembangannya ya siapa tau ada gangguan pada perkembangan di motoriknya lho.
Salah satunya pada perkembangan taktil.
Apasih perkembangan taktil itu ?
Dari lima panca indera kita, yang paling sering digunakan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar adalah indera peraba (taktil), karena hampir seluruh tubuh kita dilapisi oleh kulit. Setiap indera mempunyai reseptor yang berfungsi sebagai penerima rangsang sensorik. Itu sebabnya stimulasi taktil dalam perkembangan anak sangatlah penting.
Reseptor taktil ada di kulit dan selaput lendir tertentu yang menginformasikan rangsangan (input) ke otak, setelah diproses, kemudian dihasilkan (output) berupa berbagai ekspresi, seperti rasa panas, dingin, sakit, gatal, kasar, halus lembut, keras, empuk, nyaman, tidak nyaman, basah, kering, licin, asam, manis, asin, pahit, pedas, sedih, marah, jengkel, benci, sayang, dan senang. Semua ekspresi ini muncul baik dalam gerakan maupun verbal.
Saat fungsi taktil terganggu
Ketika fungsi taktil ini terganggu, maka anak akan memperlihatkan perilaku yang berbeda, yaitu:
· Cenderung tidak suka disentuh apalagi dipeluk, bahkan memukul. Hal ini secara tidak langsung akan memengaruhi interaksi anak dengan teman-temannya di sekolah maupun di lingkungan rumahnya.
· Sulit mencoba makanan yang baru atau tidak dikenalnya, kurang suka dengan makanan dengan tekstur tertentu, seperti kenyal, kental, atau licin. Kondisi ini akan memengaruhi pola makan anak.
· Kesulitan menyadari benda yang dipegangnya jatuh, kurang mampu mengenali benda yang dirabanya tanpa melihatnya terlebih dahulu. Sehingga ia sering mengalami ketinggalan atau kehilangan barang.
Nah ada nih beberapa tips permainan untuk mainan untuk perkembangan taktil anak Salah satu cara yang disarankan adalah memberikan stimulasi sambil bermain.
Jenis permainan yang dapat dimainkan bersama antara lain:
· Bermain dengan benda padat seperti bola, kelereng, daun, alat musik, matras, dan bantal. Berikan kesempatan kepada anak menyentuh semua benda tersebut dan merasakan perbedaanya.
· Bermain dengan benda cair seperti finger painting dengan menggunakan pewarna makanan atau cat air, bermain tepung yang diberi air, membantu mencuci mobil atau sepeda kesayangannya, dan lain-lain.
· Bermain dengan benda yang kenyal dan lembut seperti playdough, lilin malam, tanah liat, bubur kertas, dan sebagainya. Bermain dengan benda bertekstur kasar, halus, tajam, tumpul seperti bermain kacang-kacangan, dan pasir.
· Bermain pura-pura (pretend play), bermain dengan melihat mimik wajah di cermin, mengenalkan berbagai macam ekspresi kepada anak. Jika anak melakukan hal yang lucu maka tertawalah, jika anak melakukan sesuatu yang menyakiti kita, meringislah sambil menunjukkan kepada anak bagian yang telah disakitinya.
Perlu diingat ya bund, bahwa setiap anak wajib melewati tahapan perkembangan yang ada begitu pula tahapan sensori, karena setiap perkembangan saling terhubung dengan satu yang lainnya. Jika tahapan sensori motor tidak terpenuhi maka akan berdampak pada perkembangan lainnya.

Posting Komentar