DAMPAK POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
Menurut Sri Lestari (2013 : 49) pola asuh orang tua adalah serangkaian sikap yang
ditunjukkan oleh orang tua kepada anak untuk menciptakan iklim emosi yang meliputi interaksi
orang tua dan anak. Adapun menurut Havighurst (Aliyah Rasyid Baswedan, 2015 : 102) pola
asuh orang tua adalah cara-cara pengaturan tingkah laku anak yang dilakukan oleh orang tuanya
sebagai perwujudan dari tanggung jawabnya dalam pembentukan kedewasaan diri anak.
Sugihartono dkk, (2007) mengemukakan bahwa pola asuh adalah pola perilaku yang
diterapkan pada anak dan bersifat konsisten dari waktu kewaktu. Pola asuh yang diterapkan tiap
orang tua berbeda dengan keluarga lainnya. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi
positif dan negatif. Pola asuh juga dapat memberi perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan sehari hari.
Selanjutnya pengertian emosi menurut Sarlito Wirawan Sarwono (Syamsu Yusuf, 115 :
2012) adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat
lemah maupun pada tingkat yang luas (mendalam). Adapun menurut Sukmadinata (Ahmad
Susanto, 135 : 2011) emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai
intenitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin.
Ahmad Susanto (135 : 2011) emosi adalah perasaan batin seseorang, baik berupa
pergolakan pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat muncul atau bermanifestasi
kedalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, murung, kesal, iri,
cemburu, senang, kasih sayang, dan ingin tahu
Dari beberapa pengertian emosi di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi anak adalah
keadaan perasaan pada diri seorang anak yang disertai warna afektif, baik berupa pergolakan
pikiran, nafsu, keadaan mental, maupun fisik yang dapat dilihat melalui gejala-gejala seperti
marah, bahagia, sedih, kasih sayang, ingin tahu, dan cemburu.
Tipe Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Menurut Hurlock (2008 : 205) ada tiga tipe pola asuh orang tua terhadap anak di
antaranya :
a. Pola asuh otoriter
Pola asuh yang menerapkan semua keputusan berada ditangan orang tua bahkan dibentuk
oleh orang tua. Artinya, tipe pola asuh otoriter ini kekuasaan orang tua sangat dominan,
karena selalu menuntut anaknya menjadi seperti yang dikehendaki, apabila anak tidak
mematuhi orang tua maka akan mendapat hukuman.
B. Pola asuh demokratis
Biasanya, orang tua yang menanamkan nilai-nilai demokratis dalam mengasuh anak akan
menjunjung keterbukaan, pengakuan terhadap pendapat anak, dan kerjasama. Anak diberi
kebebasan, tetapi kebebasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
C. Pola Asuh permisif
Pola asuh yang permisif yaitu pola asuh di mana orang tua memberikan kebebasan penuh
kepada anak. Sehingga anak menjadi pribadi yang semaunya sendiri.
Pola asuh orang tua merupakan hal pertama yang akan membentuk bagaimana anak
setelah dewasa, karena setiap sikap orang tua dalam mengasuh anak akan mempengaruhi
perkembangan anak. Menurut J.P Chaplin (dalam Alex Sobur : 2013) perkembangan adalah
tahapan-tahapan perubahan yang progresif dan ini terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam organisme-organisme
tersebut.
Dampak Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Sosial-Emosional Anak
Menurut Diana Baumrind (Iriani Indri Hapsari : 2016) dampak gaya pengasuhan orang
tua terhadap perkembangan anak adalah sebagai berikut :
a. Pola asuh otoriter.
Dampak positif
Pola asuh ini lebih banyak memiliki dampak negatif, akan tetapi pola asuh ini pun
memiliki dampak positif. Dampak positifnya adalah anak akan lebih disiplin karena
orang tua bersikap tegas dan memerintah.
Dampak negatif
Anak yang diasuh dengan gaya pengasuhan ini sering terlihat tidak bahagia, dan
cemas dengan perbandingan antara mereka dengan anak lain, gagal dalam inisiatif
kegiatan, dan lemah dalam kemampuan komunikasi sosial.
b. Pola asuh demokratis.
Dampak positif
Anak yang diasuh dengan gaya pengasuhan ini sering terlihat ceria, memiliki
pengendalian diri dan kepercayaan diri, kompetn dalam bersosialisasi, berorientasi
prestasi, mampu mempertahankan hubungan yang ramah, bekerja sama dengan orang
dewasa, dan mampu mengendalikan diri dengan baik.
Dampak negatif
Walaupun pola asuh demokratis lebih banyak memiliki dampak positif, namun
terkadang juga dapat menimbulkan masalah apabila anak atau orang tua kurang
memiliki waktu untuk berkomunikasi. Oleh karena itu,diharapkan orang tua tetap
meluangkan waktu untuk anak dan tetap memantau aktivitas anak. Selain itu, emosi
anak yang kurang stabil juga akan menyebabkan perselisihan disaat orang tua sedang
mencoba membimbing anak.
c. Pola asuh permisif.
Dampak positif
Orang tua akan lebih mudah mengasuh anak karena kurangnya kontrol terhadap anak.
Bila anak mampu mengatur seluruh pemikiran, sikap, dan tindakannya dengan baik,
kemungkinan kebebasan yang diberikan oleh orang tua dapat dipergunakan untuk
mengembangkan kreatifitas dan bakatnya, sehingga ia menjadi seorang individu yang
dewasa, inisiatif, dan kreatif. Dampak positif tergantung pada bagaimana anak
menyikapi sikap orang tua yang permisif.
Dampak negatif
Dampak dari gaya pola asuh permisif adalah anak mengembangkan perasaan bahwa
orang tua lebih mementingkan aspek lain dalam kehidupan daripada anaknya. Oleh
karenanya, anak banyak yang kurang memiliki kontrol diri dan tidak dapat mengatasi
kemandirian secara baik. Mereka memiliki harga diri yang rendah, tidak matang, dan
mungkin terisolasi dari keluarga. Pada saat remaja mereka memperlihatkan kenakalan.
Anak jarang belajar menghormati orang lain dan memiliki kesulitan dalam
mengendalikan tingkah laku mereka. Mereka bisa menjadi agresif, mendominasi.
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik kesimpulan :
a. Sikap orang tua antar satu dan lainnya dalam mengasuh anak memiliki perbedaan, hal tersebut
terjadi karena setiap orang tua memiliki pendapat yang berbeda dalam mendidik anaknya.
Sebagian orang tua berpendapat menuntut anak adalah cara terbaik agar anak menjadi patuh,
tetapi menurut sebagian yang lain tidak. Karena itu satu pola asuh yang berhasil diterapkan
oleh salah satu orang tua belum tentu bisa diterapkan dengan baik oleh orag tua yang lain.
b. Perkembangan sosial-emosional anak dengan kecenderungan pola asuh demokratis
berkembang baik, sementara anak dari orang tua yang cenderung permisif masih belum
menunjukkan perilaku sosial-emosional. Begitupun dengan anak dari orang tua yang
cenderung otoriter, perilaku sosial-emosionalnya masih belum muncul.
c. Dampak dari pola asuh orang tua yang demokratis terhadap perkembangan sosial-emosional
anak adalah anak mudah berteman, mau diajak bekerja sama, mandiri, serta mau berbagi.
Sementara itu, anak dari orang tua yang permisif cenderung berperilaku manja, mudah marah,
tidak mau berbagi dan belum bisa mandiri. Adapun anak dari orang tua yang cenderung
bersikap otoriter yaitu tidak berani dalam mengambil keputusan, lebih banyak diam dan selalu
bergantung pada perintah orang lain.
Posting Komentar